Situasi di Tapal Batas RI-Timor Leste Memanas


Situasi di Tapal Batas RI-Timor Leste MemanasLaporan Wartawan Pos Kupang, Julius Akoit
 
Hubungan antara warga Desa Haumeni Ana, Bikomi Utara di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dengan warga  Pasabe, Districk Oecusse, Negara Republic Democratik Timor Leste (RDTL) sejak Sabtu (21/7/2012) memanas dan tegang. Hal ini akibat pihak RDTL secara sepihak melakukan penggusuran lahan di zona netral (zona damai) untuk membangun Kantor Bea dan Cukai.
Dikhawatirkan akan timbul konflik horisontal antarwarga yang berdomisli di perbatasan RI-RDTL itu. Terkait situasi tegang ini, Komandan Resort Militer (Danrem) 161/Wirasakti Kupang, Brigjen TNI Ferdinan Setiawan, didampingi Dandim 1618/TTU, Lekol (Arm) Eusebio Hornai Rebelo, turun ke lokasi konflik, Rabu (25/7/2012) siang.
"Situasi memang sedikit memanas. Tapi itu antarwarga. Bukan antar aparat keamanan. Situasi sudah berhasil dikendalikan. Dan, akan ditindaklanjuti dengan dialog-dialog antar-perwakilan warga dan pemerintah dua negara," jelas Setiawan kepada para wartawan di Kefamenanu, Selasa petang.
Dikatakanya, ia telah memerintahkan prajurit Satgas Pengamanan Perbatasan RI-RDTL untuk terus memelihara situasi agar terus kondusif bagi upaya dialog-dialog yang mengarah kepada `saling pengertian antarwarga dan membangun kepercayaan di dalam masyarakat setempat untuk mencapai semangat perdamaian. Ia minta warga dua negara di perbatasan agar tidak terpancing emosi oleh provokasi dari pihak lain.
"Saya juga sudah minta prajurit di batas untuk mensosialisasikan patok-patok batas kepada warga setempat untuk dihormati dan dihargai. Jangan dipindahkan atau dilanggar patok batas itu. Sedangkan sengketa di zona netral akan diselesaikan di tingkat atas," jelas jenderal berbintang satu yang baru sebulan bertugas di Kupang itu.
Informasi yang dihimpun wartawan menyebutkan, Sabtu (21/7/2012) siang, warga Desa Haumeni Ana dibantu prajurit TNI dari Satgas Pamtas RI-RDTL menghentikan aktivitas penggusuran lahan di zona netral oleh oknum warga Pasabe, RDTL. Direncanakan di lahan itu akan dibangun Kantor Bea dan Cukai Timor Leste.
"Zona netral adalah zona damai dan harus disterilkan dari berbagai aktivitas. Itu sudah disepakati RI-RDTL dan harus dihormati serta ditaati. Jika Timor Leste membangun di zona netral, kenapa kami tidak bisa?" jelas Petrus Asuat, salah satu tokoh masyarakat Desa Haumeni Ana.
Asuat mengungkapkan, warga Pasabe di RDTL selalu memancing konflik dengan melakukan aktivitas di zona netral. Biasanya, upaya memancing konflik dilakukan saat ada masa jeda untuk pergantian dan pergeseran pasukan TNI di tapal batas yang telah habis masa tugasnya. "Sudah tiga kali kejadian konflik saat ada pergeseran pasukan," kata Asuat.
Tiga peristiwa konflik antarwarga itu, papar Asuat, pertama lahan di zona netral digarap menjadi ladang jagung oleh sekelompok warga Pasabe, RDTL. Kedua, warga dibantu pengusaha dari RDTL membangun fasilitas solarcell untuk penerangan listrik di zona netral. "Dan ketiga, sekarang mereka mau bangun kantor Bea dan Cukai," tukas Asuat dengan nada ketus.
Ketua DPRD Kabupaten TTU, Robby V. Nailiu, yang dimintai tanggapannya soal kasus penyerobotan lahan di zona netral, mengatakan pihak legislatif meminta pemerintah dan instansi terkait dibantu aparat keamanan agar proaktif memberikan pencerahan kepada warga di tapal batas supaya tidak terpancing emosi dan terus menjaga situasi tetap kondusif.
"Kita harap kasus ini bisa diselesaikan pemerintah dan aparat keamanan dengan membuka kran dialog dan pendekatan kekeluargaan dengan ciri adat-istiadat setempat. Kearifan lokan harus dikedepankan agar ada titik temu bagi upaya dialog lebih serius," pinta Nailiu.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Regional dengan judul Situasi di Tapal Batas RI-Timor Leste Memanas. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://blog-kalteng.blogspot.com/2012/07/situasi-di-tapal-batas-ri-timor-leste.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Unknown - Rabu, 25 Juli 2012

Belum ada komentar untuk "Situasi di Tapal Batas RI-Timor Leste Memanas"

Posting Komentar